Jumat, 25 Desember 2009

Tanda-tanda Terkena Diabetes

Jakarta, Banyak pengalaman beberapa orang ketika buang air kecil lalu air seninya dikerubuti semut. Itu adalah salah satu tanda-tanda diabetes yang gampang diketahui. Tapi ada banyak lagi tanda-tanda diabetes yang perlu diwaspadai.

"Kalau seseorang pipisnya dikerubuti semut, itu bisa jadi tanda awal dari penyakit diabetes," ujar dr Dante Saksono H, SpPD, PhD, saat dihubungi detikHealth, Kamis (24/12/2009).

Kenapa bisa seperti itu?

Menurutnya, seseorang yang memiliki penyakit diabetes maka air seni yang dibuang masih mengandung gula. Ini terjadi karena ketika gula darah yang masuk ke dalam tubuh di proses oleh organ ginjal tidak terserap sempurna oleh tubuh. Kemudian akan dikeluarkan oleh tubuh melalui air seni atau pipis.

"Kalau kadar gulanya dalam darah tinggi, maka hasil saringannya sudah pasti masih mengandung gula atau bersifat manis," ujar dokter berusia 36 tahun ini.

dr Dante mengatakan sebenarnya diabetes melitus artinya adalah air mancur yang manis, dan air mancur disini dapat diartikan sebagai pipis atau air seni.

Penyakit diabetes adalah gangguan penggunaan glukosa yang terjadi di dalam tubuh. Diabetes tidak terjadi secara begitu saja. Sebelum seseorang didiagnosis menderita diabetes, mereka mengalami fase normal, lalu meningkat menjadi prediabetes dan akhirnya menderita diabetes.

Penyakit ini sering disebut dengan silent killer. Penyakit ini tidak langsung menyebabkan kematian tapi komplikasi yang dihasilkan dari diabetes ini bisa menurunkan kualitas hidup seseorang hingga berakhir dengan kematian.

Jika penderita diabetes bisa mengontrol kadar gula darahnya dengan baik, maka komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit ini bisa dicegah. Komplikasi dari diabetes ini bisa menyerang hampir seluruh organ tubuh manusia.

Tanda-tanda seseorang terkena diabetes seperti dilansir dari diabeteslibrary adalah:

1. Sering buang air kecil
Buang air kecil akan menjadi sering jika terlalu banyak glukosa dalam darah. Jika insulin (yakni hormon yang mengendalikan gula darah) tidak ada atau sedikit maka ginjal tidak dapat menyaring glukosa untuk kembali ke dalam darah. Kemudian ginjal akan menarik tambahan air dari darah untuk menghancurkan glukosa. Hal ini membuat kandung kemih penuh dan membuat seseorang sering pipis.

2. Sering merasa haus
Karena sering buang air kecil, Anda akan menjadi lebih sering haus, karena proses penghancuran glukosa yang sulit maka air di dalam darah tersedot untuk menghancurkannya. Sehingga seseorang perlu minum lebih banyak untuk menggantikan air yang hilang.

3. Berat badan turun cepat
Terutama terjadi pada penderita diabetes tipe 1 (faktor genetik). Pankreas pada penderita diabates berhenti membuat insulin akibat serangan virus pada sel-sel pankreas atau respons autoimun yang membuat tubuh menyerang sel-sel yang memproduksi insulin. Akibatnya tubuh akan kesulitan mencari sumber energi karena sel-sel tidak memperoleh glukosa. Kemudian tubuh mulai memecah jaringan otot dan lemak untuk energi sehingga berat badan terus menyusut.

Pada penderita diabetes tipe 2 (faktor perubahan gaya hidup), penurunan berat badan terjadi secara bertahap dengan peningkatan resistensi insulin sehingga penurunan berat badan tidak begitu terlihat.

4. Merasa lemah dan gampang kelelahan
Karena produksi glukosa terhambat sehingga sel-sel makanan dari glukosa yang harusnya didistribusikan ke semua sel tubuh untuk membuat energi jadi tidak berjalan. Karena sel energi tidak mendapat asupan sehingga orang akan merasa cepat lelah.

5. Sering kesemutan di kaki dan tangan
Gejala ini disebut neuropati. Terjadi secara bertahap dari waktu ke waktu karena glukosa dalam darah tinggi akan merusak sistem saraf. Pada penderita diabetes tipe 2 kejadiannya secara bertahap, dan orang-orang sering tidak menyadari bahwa itu salah satu pertanda. Kondisi gula darah tinggi kemungkinan telah terjadi beberapa tahun sebelum diagnosa. Kerusakan saraf dapat menyebar tanpa pengetahuan kita.

6. Penglihatan kabur, kulit kering atau gatal, sering infeksi atau luka dan memar, yang membutuhkan penyembuhan dalam waktu lama merupakan tanda-tanda lain dari diabetes.

Jika melihat ada tanda-tanda itu maka Anda punya alasan untuk khawatir soal diabetes.

Lalu komplikasi penyakit apa yang timbul dari diabetes?
Berikut adalah komplikasi penyakit dari diabetes:

1. Penyakit saraf
Penyakit saraf adalah komplikasi jangka panjang dari diabetes. Diperkirakan bahwa 60-70 persen penderita diabetes mengalaminya.

Penyakit saraf ini menyerang hampir semua sistem saraf di tubuh mulai dari yang ringan kram, nyeri kepala, sakit perut, punggung nyeri, tidak berkeringat. Hingga yang berat mengganggu sistem saraf pembulah darah seperti jantung hingga saraf di kelamin yang bisa menyebabkan impotensi serta gangren dengan risiko amputasi.

2. Penyakit mata (Retinopathy)
Karena penyempitan, pengerasan atau pemutusan pembuluh darah dan kapiler retina menyebabkan komplikasi serius yang dikenal sebagai retinopathy dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Dua komplikasi yang parah adalah katarak dan glaukoma.

4. Penyakit kardivaskular (jantung)
Akibat memiliki tekanan darah yang tinggi dan melemahnya fungsi-fungsi otot jantung.

3. Penyakit ginjal
Karena memiliki tekanan darah tinggi membuat fungsi ginjal terganggu.

4. Hipoglikemia
Terjadi karena penderita diabetes harus mendapat suntikan insulin dalam tubuh. Jika kemudian insulin lebih banyak dibandingkan dengan jumlah gula darah akan membuat gula darah turun di bawah level normal, inilah yang dinamakan hipoglikemia. Hipoglikemia bisa membuat seseorang pusing, bingung dan kehilangan kesadaran atau pingsan.

4. Gangguan pencernaan
Seperti gangguan lambung, divertikulitis, gejala sindrom iritasi usus besar, sakit perut, sembelit, diare dan batu empedu.

5. Komplikasi di mulut
Seperti sering mengalami gigi copot terutama pada penderita diabetes tipe 1.

6. Mudah infeksi
Risiko terkena infeksi cukup tinggi seperti infeksi luka, influenza, infeksi pernafasan hingga TBC tulang.

7. Komplikasi kehamilan
Tingkat kematian bayi lebih tinggi pada ibu yang menderita diabetes.

8. Ketoasidosis (darah menjadi asam)
Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton.

Cara mudah mendeteksi diabetes:
1. Lihatlah apakah air seni yang didiamkan sebentar dikerubuti semut atau tidak. Jika dikerebuti semut adalah pertanda kandungan gula di darah tinggi yang dibuang melalui urine.

2. Gunakan kertas uristix yang banyak dijual perusahaan farmasi. Masukkan kertas uristix ke air seni jika kertas berubah warna maka itu pertanda ada gejala diabetes.

3. Diagnosis laboratorium untuk mengetes glukosa darah. Pengujian kadar glukosa darah dengan puasa jika hasilnya lebih besar atau sama dengan 126 mg/dl menunjukkan adanya diabetes.(ir/ir)(Irna Gustia, Vera Farah Bararah - detikHealth)



untuk yang ingin ngenet dapat duik klik dibawah ini, trus klik join for affiliate.

Link2Communion.com
PocketFavorite.com
ComfortableIncome.net
stock-mails.com

BADAN KURUS BUKAN JAMINAN TANPA KOLESTROL

Jakarta, Kolesterol tinggi diidentikkan dengan orang gemuk atau yang mengalami obesitas. Tapi orang yang badannya kurus pun memiliki kemungkinan yang sama untuk terkena kolesterol tinggi.

"Kolesterol itu adalah lemak yang berada dalam darah bukan lemak yang berada di bawah kulit. Jadi bisa saja orang yang badannya kurus kolesterolnya tinggi," ujar dr Dante Saksono H, SpPD, PhD saat dihubungi oleh detikHealth, Kamis (24/12/2009).

dr Dante menambahkan orang yang gemuk atau obesitas memang cenderung memiliki kadar kolesterol tinggi karena mengalami resistensi insulin yang menyebabkan metabolisme lemaknya berubah. Tapi bukan berarti orang yang kurus tidak mungkin memiliki kolesterol tinggi.

Apa gejala kolesterol tinggi?

Kolesterol yang tinggi dalam tubuh memang tidak menunjukkan gejala atau keluhan apapun pada orang tersebut. Biasanya orang baru menyadari saat sudah terjadi komplikasi tinggi seperti jantung dan stroke jika mengganggu pembuluh darahnya serta hipertensi.

"Jika seseorang memiliki penyakit hipertensi, maka kalau kadar kolesterolnya tinggi akan menimbulkan rasa sakit di tengkuk kepala bagian belakang," ujar dokter yang praktik di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.

dr Dante menambahkan secara klinis ada beberapa hal yang bisa dijadikan petunjuk awal seseorang memiliki kolesterol tinggi, yaitu adanya timbunan lemak di atas kelopak mata. Biasanya timbunan ini mengandung kadar trigliserida (molekul asam lemak) yang tinggi. Namun ini hanya terjadi pada sebagian kecil orang saja.

Sebaiknya bagi yang sudah berusia di atas 40 tahun harus melakukan pemeriksaan kolesterol setiap tahunnya. Tapi bagi yang sudah memiliki kelainan kolesterol seperti darah tinggi tak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan kolesterol sejak usia 25 tahun.

Seseorang dikatakan memiliki kadar kolesterol tinggi jika nilai total kolesterolnya lebih dari 240 mg/dl darah. Jika seseorang bisa mendeteksi kolesterol tingginya sebelum terjadi komplikasi, maka diharapkan komplikasi tersebut tidak terjadi.

Untuk menurunkan kadar kolesterol tingginya pasien diharuskan melakukan diet rendah lemak, rajin melakukan olahraga, bagi yang merokok usahakan untuk berhenti serta jika diperlukan pasien harus mengonsumsi obat-obatan.

Kolesterol tinggi tidak akan menimbulkan gejala apapun sampai terjadinya komplikasi, untuk itu tidak ada salahnya menerapkan hidup sehat dengan pola makan yang benar serta rajin melakukan olahraga.(ver/ir)(Vera Farah Bararah - detikHealth)

untuk yang pengen ngenet trus dapet duit klik dibawah, trus klik join for affiliate :
Link2Communion.com
PocketFavorite.com
ComfortableIncome.net
stock-mails.com

Senin, 21 Desember 2009

Makin Dini Pacaran Makin Depresi dan Sakit-sakitan

Jakarta, Jangan dulu pacaran kalau masih kecil. Begitu nasihat yang sering disampaikan orangtua pada anaknya yang masih remaja. Ternyata nasihat orangtua itu didukung oleh peneliti, semakin dini seseorang menjalin cinta semakin besar risiko sakit hati, depresi bahkan sakit-sakitan.

Dalam Journal of Pain, peneliti dari Universite de Montreal, University Hospital Center dan McGill University menemukan anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan pinggang. Mereka juga dilaporkan lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum pernah pacaran.

Dr Isabelle Tremblay, seorang peneliti dari Universite de Montreal serta Dr Michael Sullivan, seorang profesor psikolog dari McGill University telah melakukan studi untuk mengetahui pengaruh menjalin hubungan sejak dini terhadap kesehatan seseorang.

Sebanyak 382 pelajar remaja berumur rata-rata 12 hingga 17 tahun di Kanada direkrut sebagai partisipan penelitian. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner tentang frekuensi dan intensitas mengalami gangguan emosi serta fisik dan juga usia awal mengenal cinta.

Hasilnya yaitu, seseorang yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi. "Gejala itu berkembang dari sejak masih kanak-kanak, lalu remaja dan akhirnya ketika dewasa," ujar Sullivan seperti dilansir Sciencedaily, Kamis (26/11/2009).

Peneliti belum sepenuhnya mengerti mengapa hal itu bisa terjadi. Namun, kesimpulan yang dinyatakan peneliti adalah, seseorang yang menjalin hubungan sejak dini, contohnya remaja, akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika remaja itu menjalin hubungan yang buruk dengan pasangannya.

"Mereka punya kecenderungan tingkat rasa sakit yang lebih mendalam. Mereka benar-benar meresapi perasaan buruk seperti sedih atau kesal karena secara psikologi mereka sudah mengenalnya ketika berhubungan dengan pasangannya,"jelas Sullivan.

Tapi akibat terlalu mendalami perasaan sedih dan emosional itu adalah depresi dan penyakit lainnya. "Karena terlalu sedih atau marah, perasan depresi pun bisa muncul. Akibatnya mereka jadi tidak mau makan, kurang tidur atau tidak mau melakukan apa-apa. Dari situlah muncul penyakit-penyakit seperti pusing, sakit perut dan lainnya," jelas Sullivan.

Mereka yang mengenal cinta dan mengalami masalah dalam berhubungan dengan pasangan lebih dulu memiliki pandangan yang lebih serius dan sikap yang lebih tertutup. Hal itu memicu perasaan stres dan penyakit fisik lainnya.

Sementara itu, mereka yang belum menjalin cinta pada usia dini cenderung lebih ekspresif dan lebih banyak bersosialisasi dengan yang teman-teman lainnya sebagai bentuk mencari dukungan pada saat mereka sedih atau tidak ada masalah.(fah/ir) (Nurul Ulfah - detikHealth)

Bagi yang ingin memiliki pendapatan tambahan melalui internet silahkan klik dibawah ini, trus klik join for affiliate :
Link2Communion.com

PocketFavorite.com

ComfortableIncome.net

stock-mails.com

LEPAS JERATAN ROKOK

Jakarta, Sepuluh tahun menjadi perokok berat membuat Dodi Widyatmoko (36 tahun) sudah sangat kecanduan. Upayanya lepas dari kecanduan rokok bukan kepalang susahnya. Tiga kali sudah dengan segala cara ia selalu gagal. Untungnya dia selalu punya motivasi kuat yang membantunya jatuh bangun keluar dari cengkeraman rokok.

Dodi yang berprofesi sebagai karyawan salah satu perusahaan swasta di Jakarta ini mengaku dalam sehari bisa menghabiskan 2 bungkus rokok sekaligus. Setiap saat, kapan dan dimanapun, asap selalu mengebul dari mulutnya.

Keinginannya untuk berhenti merokok karena ingin dua buah hati yang sangat dicintainya sehat tidak terkena efek dari kebiasaan buruk merokoknya."Keluarga adalah hal yang utama," kata pria berkacamata itu. Dukungan dan dorongan keluarga terutama istri tercinta Nunung Novi Wijayanti diakuinya sangat membantu.

Dodi menceritakan, kegagalannya berhenti merokok karena dia tidak kuat menahan mual dan pusing jika tidak merokok. Upayanya mengalihkan rokok ke hal-hal lain selalu mentok.

"Selama 10 tahun saya merokok, saya sempat mencoba berhenti untuk merokok sebanyak 3 kali tapi semua usaha itu selalu gagal," ujar Dodi Widyatmoko, dalam acara Quitters Are Champions Achievement Night di XXI Lounge Plaza Senayan, Jakarta, Jumat malam (11/12/2009).

Setelah beberapa kali gagal, Dodi akhirnya memutuskan untuk melakukan terapi berhenti merokok di klinik berhenti merokok rumah sakit umum pemerintah (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.

Selama 3 bulan melakukan terapi berhenti merokok, Dodi mengalami berbagai rintangan setiap bulannya. Dalam bulan pertama memang tidak ditemukan masalah berarti hanya mengalami mual dan pusing yang bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu satu jam. Tapi memasuki bulan kedua dia merasakan pusing dan mual yang lebih berat.

"Pada saat itu mual dan pusing yang saya rasakan lebih berat hingga mengganggu waktu tidur saya. Akhirnya saya telepon Dr Tribowo T Ginting dari RSUP Persahabatan yang selama ini membantu saya dalam hal konsultasi," ujar Dodi.

Dr. Ginting menyarankan Dodi untuk mengubah pola minum obatnya agar diminum saat siang saja, tapi cara ini tidak membuatnya lebih baik. Namun karena niatnya yang kuat untuk hidup lebih sehat, Dodi akhirnya tetap menghajar semua obat yang harus diminumnya dan rutin melakukan konsultasi dengan dokter.

"Dodi merupakan salah satu pasien yang memiliki masa withdrawl (saat ketika seseorang putus nikotin/sakaw) yang cukup parah dibandingkan yang lainnya," ujar Dr Tribowo T Ginting, SpKJ dari RSUP Persahabatan.

Beruntungnya saat memasuki bulan ketiga, gangguan pusing dan mual sudah menjadi lebih baik. Dokter hanya memberikan obat untuk mengurangi rasa mual dan pusingnya.

Kini Dodi bisa menjalani hidupnya tanpa ketergantungan rokok lagi. "Saya sarankan lebih baik berhenti sekarang, karena hidup tanpa rokok jauh lebih hemat, lebih sehat dan lebih hebat," ungkap Dodi sambil tersenyum bahagia.

Lain halnya dengan Sabil Rachmad (29 tahun) yang sudah merokok selama 13 tahun sejak masih duduk di bangku SMA. Selama 13 tahun merokok, Sabil bisa merokok hingga 24 batang setiap harinya.

"Alasan saya ingin berhenti karena merasa sudah capek dan dapat merugikan kesehatan kita dan juga orang-orang di sekitar kita," ujar Sabil Rachmad.

Dalam menjalani terapi berhenti merokok ini Sabil mendapat dukungan dari ibunya Rochmani, keluarga dan juga calon istri yang setia membantunya melewati masa-masa sulit ini.

Hal yang dirasakan paling sulit selama menjalani terapi adalah keinginan untuk kembali merokok. Tapi Sabil bisa mengatasinya dengan cara mengalihkan ke hal-hal lain seperti makan permen mint yang dirasa cukup menolong menghilangkan rasa ingin kembali merokok.

"Tanpa rokok bikin hidup jadi lebih hidup dan saya sudah tidak mau mencoba lagi. Yang ingin saya lakukan sekarang adalah mengajak orang lain terutama teman saya untuk mulai berhenti mengonsumsi rokok," ujarnya.

Tidak mudah memang untuk bisa berhenti merokok secara total. Tapi jika seseorang memiliki motivasi dan dukungan yang kuat dari orang-orang dan lingkungan di sekitarnya, maka hal itu sangat mungkin terjadi. Mulailah sadari bahwa hidup tanpa rokok akan menjadi lebih sehat dan membuat hidup lebih berkualitas.(ver/ir) (Vera Farah Bararah - detikHealth)



bagi yang ingin mendapatkan uang lewat internet silahkan klik link dibawah ini:
Link2Communion.com
PocketFavorite.com
ComfortableIncome.net
stock-mails.com

Kamis, 10 Desember 2009

Penyakit yang Bisa Memicu Impotensi

Gangguan seksual seperti impotensi atau disfungsi ereksi merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh kaum pria. Ini karena gangguan tersebut bisa menurunkan kualitas hidupnya. Impotensi juga bisa dipicu karena seorang pria mengidap penyakit. Apa saja penyakitnya?

Impotensi bisa menurunkan kualitas hidup seseorang karena dirinya tidak mampu untuk mencapai atau mempertahankan ereksinya saat berhubungan seksual dengan pasangan. Akibatnya pasangannya tidak akan mendapatkan kepuasan seutuhnya dalam melakukan hubungan intim dan bisa menurunkan kepercayaan dan harga diri laki-laki tersebut.

Impotensi bisa disebabkan oleh dua hal yaitu faktor fisik dan psikis. Di Indonesia penyebab paling banyak seorang laki-laki terkena impotensi adalah akibat faktor fisik, seperti karena usia, beberapa penyakit tertentu, konsumsi alkohol, merokok, pernah melakukan operasi panggul serta berat badan yang turun atau naik secara drastis.

"Penis itu sebuah pembuluh darah bukan otot, karenanya jika aliran darah ke penis terganggu akibat penyakit tertentu maka orang tersebut kemungkinan mengalami gangguan ereksi atau impotensi," ujar Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAACS dalam acara Maximizing You: 10 years of MagniVicent Satisfaction, di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (8/12/2009).

Beberapa penyakit yang bisa memicu seorang laki-laki mengalami impotensi adalah penyakit diabetes, jantung koroner, tekanan darah tinggi, kolesterol, pembuluh darah tepi serta akibat dari merokok. Karena penis adalah sebuah pembuluh darah, maka biasanya penyakit yang bisa memicu berkaitan dengan adanya gangguan pada pembuluh darah orang tersebut.

Dituturkan oleh Prof Wimpie didapatkan sekitar 60 persen penderita penyakit jantung koroner mengalami disfungsi ereksi, laki-laki yang merokok sebesar 50 persen, penderita tekanan darah tinggi sebesar 52 persen, penderita penyakit pembuluh darah tepi sebesar 80 persen, kolesterol tinggi sebesar 40 persen dan laki-laki yang depresi sebesar 90 persen.

"Jika penyebab gangguan ereksi adalah adanya penyakit tertentu yang diderita oleh laki-laki tersebut, maka penyakitnya harus diobati terlebih dahulu baru melakukan pengobatan untuk gangguan ereksinya," ujar Kepala bagian Andrologi dan Seksologi FK Universitas Udayana, Bali.

Rata-rata penyebab timbulnya penyakit ini adalah akibat perubahan gaya hidup seperti merokok. Sepertinya hampir semua orang tahu bahwa merokok bisa menyebabkan impotensi. Hal ini dikarenakan rokok melepaskan zat nikotin dan zat lainnya yang bisa menjadi penghambat pembuluh darah. Jika pembuluh darah dalam tubuh terhambat, sudah pasti aliran ke penis pun akan terganggu yang bisa menyebabkan orang mengalami impotensi.

Begitu juga dengan penyakit jantung yang biasanya diakibatkan oleh adanya pembuluh darah yang tersumbat, sedangkan kolesterol yang berlebih dalam tubuh akan membentuk timbunan-timbunan lemak di dalam pembuluh darah yang membuatnya terhambat. Karenanya pengobatan untuk impotensi dimulai dari penyembuhan terhadap penyakit pemicunya.

"Dulu pengobatan untuk gangguan ereksi berupa operasi atau melakukan suntikan di daerah penis, tapi kini dilakukan pengobatan melalui obat yang diminum dengan harapan bisa bekerja setiap saat dan tidak butuh waktu lama," ujar Prof Wimpie.

Tujuan utama dari pengobatan impotensi ini adalah untuk meningkatkan ereksi agar lebih maksimal sehingga bisa memberikan kepuasan seksual bagi laki-laki tersebut dan juga pasangannya. Tingkat kekerasan ereksi yang optimal adalah jika penis keras dan tegang secara sempurna.

Obat yang paling banyak digunakan untuk pengobatan impotensi ini dikenal dengan nama viagra yang ditemukan pada tahun 1998. Penemuan obat ini dianggap sebagai revolusi seks kedua setelah sebelumnya terjadi revolusi seks pertama pada tahun 1960. Ditahun tersebut ditemukannya alat kontrasepsi untuk perempuan.

Namun, penggunaan obat viagra ini harus berdasarkan resep dokter dan tidak termasuk obat yang bebas di jual. Meskipun kenyataanya banyak toko yang menjual obat ini tanpa diketahui dengan pasti apakah obat tersebut asli atau palsu. Viagra bisa menimbulkan bahaya jika dikonsumsi bersamaan dengan obat penyakit jantung yang mengandung nitrat, karena efek yang dihasilkan bisa saling menguatkan.

Maka jika Anda ingin terhindar dari penyakit impotensi ini, sebaiknya hindari berbagai macam penyakit yang bisa memicunya. Selain itu, lakukan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga, mengonsumsi makanan yang benar dan jauhkan rokok serta alkohol.
(ver/ir)(detik.com)




untuk kalian yang ingin iseng2 sambil ngenet dapat uang silahkan klik baner dibawah ini, trus join for affiliate.
Link2Communion.com
PocketFavorite.com
ComfortableIncome.net